Home Uncategorized Sistem Kembali Berubah, Peserta SNBT Sempat Rasakan Kepanikan

Sistem Kembali Berubah, Peserta SNBT Sempat Rasakan Kepanikan

65
0
SHARE
Universitas Brawijaya menjadi salah satu universitas di Kota Malang yang ditunjuk sebagai lokasi pelaksanaan UTBK 2024 (Foto: Nafisa)

Malang, ManifesT – Sejak Selasa (30/04) lalu, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau yang dikenal dengan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) telah diselenggarakan secara serentak di penjuru Indonesia. UTBK sendiri menjadi kesempatan kedua bagi mereka-mereka yang ingin masuk ke perguruan tinggi atau universitas di Indonesia, tetapi tidak lolos dalam Seleksi Nasional Berdasarkan prestasi (SNBP) yang telah diadakan beberapa bulan sebelumnya. 

Peraturan dan materi yang akan diujikan pada saat UTBK bisa berbeda setiap tahun tergantung siapa yang akan menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Berdasarkan informasi yang didapat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sejak 2023 materi yang diujikan di SNBT menjadi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Di tahun-tahun sebelumnya materi yang termuat dalam SNBT atau dahulu dikenal pula dengan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ialah Tes Potensi Skolastik (TPS), Bahasa Inggris, serta Tes Kemampuan Akademik Sains Teknologi (TKA Saintek) bagi siswa yang memilih jurusan saintek, dan Tes Kemampuan Akademik Sosial Humaniora TKA Soshum) bagi siswa yang memilih jurusan soshum. Pada tahun 2023, materi yang termuat dalam SNBT 2023 adalah potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris. 

Universitas Brawijaya menjadi salah satu universitas yang menampung 77.420 peserta UTBK SNBT 2024 ini. Pelaksanaan UTBK SNBT ini diselenggarakan selama 7 hari yang dibagi dalam dua sesi, sesi pertama pada pukul 06.45 WIB sampai 10.30 WIB dan dilanjut sesi kedua pada pukul 12.30 WIB sampai 16.15 WIB. Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya, Prof. Imam Santoso mengatakan Universitas Brawijaya menyediakan daya tampung jalur UTBK SNBT  sebanyak 5.506 kursi.

Untuk menyukseskan penyelenggaraan UTBK SNBT 2024, Universitas Brawijaya melakukan rekayasa lalu lintas dan pengamanan selama pelaksanaan tes UTBK SNBT 2024. Sebanyak 97 personil terjun untuk mengamankan pelaksanaan UTBK dan melaksanakan sistem buka tutup gerbang masuk Universitas Brawijaya selama penyelenggaraan UTBK berlangsung dengan tujuan menjaga ketertiban dan ketenangan sejak sebelum tes UTBK hingga berakhirnya tes. Selain itu, terdapat 62 ruang pelaksanaan tes yang tersebar pada 16 titik lokasi, mulai dari Gedung Rektorat dan juga gedung di setiap fakultas. Dari seluruh ruangan tersebut, telah tersedia 1580 komputer dengan 226 komputer Cadangan. Universitas Brawijaya juga menyiapkan 664 petugas, yang terdiri dari 65 petugas teknisi, 5 petugas admin server, 6 orang admin IT, 16 penanggung jawab, 16 orang penanggung jawab IT, 16 orang teknisi listrik, dan 31 orang keamanan. 

Cerita perjuangan peserta UTBK demi bisa lolos dan diterima di universitas impian tidak bisa dilewatkan begitu saja. Ada berbagai cerita perjuangan yang berbeda bagi setiap peserta. “Kalau saya itu biasanya ikut latihan-latihan try out untuk belajar.” ucap Adin, peserta UTBK dari Jombang. Selain itu, peserta UTBK lainnya yaitu Palupi yang berasal dari Pare mengungkapkan tentang perjuangan dan semangatnya untuk bisa lolos UTBK. 

“Perjuangan saya les 2 kali sih. Saya itu kalau malam tidurnya itu kadang sampai jam 10 habis itu sholat tahajud jam 1 terus tidur lagi.” ujar Palupi.

Di sisi lain, Anin merupakan peserta UTBK yang berasal dari Probolinggo menceritakan tentang perjuangannya dan motivasi belajar untuk lolos SNBT yang sedikit berbeda.

“Sebelumnya aku juga pernah daftar SNBP cuma gagal. Waktu pengumuman gagal itu, aku jadi punya semangat buat belajar dan itu aku lumayan intens setiap hari belajar kayak try out. Aku bukan anak yang ikut bimbel, jadi aku ikut try out-try out online.” ucap Anin.

Meskipun terdapat perbedaan sistem SNBT dari tahun sebelumnya, perbedaan ini belum sepenuhnya memberikan kontribusi positif untuk kemajuan sistem UTBK.

“Positifnya yaitu ada esainya, jadi bisa melatih kita untuk belajar lebih dalam buat materi UTBK. Kalau negatifnya itu pengumumannya, sempat ada perubahan waktu di h-7 UTBK itu lumayan mengganggu. Lalu PK (Pengetahuan Kuantitatif) yang awalnya 15 soal 20 menit menjadi 20 soal 20 menit. Jadi kaget juga.” ujar Anin. 

Berdasarkan pengakuan dari Anin, adanya ketidakpastian dalam materi UTBK yang diumumkan mendekati hari pelaksanaan UTBK. Pengumuman mendadak ini bisa menyebabkan terganggunya konsentrasi peserta dan menimbulkan kepanikan kepada peserta UTBK. Apalagi di hari – hari menjelang UTBK, peserta UTBK diharapkan bisa tetap prima agar saat mengerjakan UTBK bisa lancar. Selain itu, adapun gangguan dari pihak yang seharusnya mengerti terkait keadaan pada saat pelaksanaan UTBK yaitu pengawas. 

“Positifnya kita bisa lebih memanajemen waktu, lebih bisa mengontrol waktu. Negatifnya itu kemarin, maaf ya, pengawasnya  itu bicara terus (saat UTBK berlangsung). Mungkin bicaranya pelan cuma mengganggu sedikit.” ucap Mutia.

Saat pelaksanaan dan mengerjakan UTBK, alangkah baiknya jika pengawas maupun peserta lain yang ada di dalam ruangan bisa saling menghargai dan tetap mengikuti peraturan supaya tidak mengganggu konsentrasi dalam mengerjakan UTBK. Seperti yang diketahui, dalam mengerjakan UTBK dibutuhkan keadaan tenang dan kondusif  untuk memperlancar pelaksanaan UTBK. Banyak orang yang memberikan pandangan positif maupun negatif terhadap perubahan sistem UTBK tahun ini. 

Hal lain yang cukup berbeda pada sistem UTBK tahun ini terletak pada jumlah jurusan yang dapat dipilih oleh peserta, dimana pada tahun ini, peserta dapat memilih 4 jurusan sekaligus. Peraturan baru ini banyak mendapatkan respon yang positif dari berbagai peserta UTBK. Banyaknya variasi pilihan membuat peserta mendapat kebebasan memilih jurusan yang diinginkan sekaligus mempunyai peluang yang lebih besar untuk bisa diterima di universitas impian. 

“Iya positif banget. Kalau seumpamanya nggak bisa ke jurusan yang pertama bisa ke jurusan kedua, ketiga, keempat. Jadi kalau belum dapet universitas gitu bisalah kayak sekolah gitu masih ada kelanjutan.” komentar Palupi.

“Positifnya, kita bisa membuka peluang lebih besar lagi (untuk lolos), karena ada empat jurusan, sedangkan dulu kan dua. Terus habis itu pemilihan jurusan vokasinya lebih banyak”. ucap Anin.

Setidaknya, terdapat 7 subtes UTBK yang dikerjakan oleh peserta UTBK tahun ini. Tidak ada perbedaan jumlah subtes, baik itu berkurang ataupun bertambah dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu literasi Bahasa indonesia, literasi Bahasa inggris, pemahaman bacaan dan menulis, penalaran matematika, penalaran umum, pengetahuan umum dan pemahaman umum, serta pengetahuan kuantitatif. Sebagian besar peserta UTBK yang diwawancarai oleh LPM Manifest mengatakan bahwa subtes Penalaran Matematika (PM) dan Pengetahuan Kuantitatif (PK) merupakan subtes yang paling sulit untuk dikerjakan dibandingkan subtes yang lainnya. Kesulitan dari kedua subtes ini karena pertanyaan-pertanyaannya saling berhubungan, sehingga apabila tidak dapat mengerjakan satu soal saja, maka akan berpengaruh pada soal-soal lainnya. 

Meskipun sulit untuk dikerjakan, beberapa peserta UTBK memutuskan untuk mengerjakan dengan sistem blok soal. Sistem blok soal diketahui merupakan salah satu cara mudah untuk mengerjakan soal UTBK apabila sisa waktu mengerjakan kurang sedikit dan peserta belum mampu menyelesaikan soal sepenuhnya dengan mengerjakan dan mengisi semua secara asal dengan tujuan semua soal sudah terisi jawaban.

“Kalau aku lebih ke Bahasa Inggris. Subtes Bahasa Inggris merupakan subtes terakhir, saya sudah lelah dan tidak bisa fokus. Apalagi saya hanya menguasai dasar-dasarnya saja.” ujar Alda.

Adapun perbedaan pendapat dari Alda yang menyatakan bahwa subtes literasi Bahasa Inggris merupakan subtes yang sulit. Mengingat bahwa subtes itu diletakkan di bagian akhir dan fokusnya sudah terkuras di subtes awal. Melalui pernyataan Alda, urutan dalam mengerjakan UTBK dapat memengaruhi kualitas fokus dan energi peserta. Peserta UTBK bisa diharapkan untuk menyiasati terkait dengan urutan dalam mengerjakan materi UTBK agar pengerjaannya bisa lebih maksimal. 

Tidak lupa juga, fasilitas-fasilitas yang tersedia di ruang tes juga mempengaruhi kenyamanan dan kelancaran dalam mengerjakan UTBK. Berdasarkan komentar – komentar yang didapatkan dari wawancara peserta UTBK, fasilitas yang disediakan Universitas Brawijaya tergolong lengkap dan bagus. Dari segi fasilitas, mereka tidak merasa kurang dan sudah sesuai. Universitas Brawijaya memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan UTBK. Oleh karena itu, peserta UTBK merasa puas bisa melaksanakan UTBK di Universitas Brawijaya.   

Penulis: Fara Izza & Nafisa Habybul. 

Editor: Raynaldy Aulia Mahendra

Pimpinan Redaksi: Raynaldy Aulia Mahendra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here