Home Film RESENSI FILM “HABIBIE & AINUN 3”

RESENSI FILM “HABIBIE & AINUN 3”

143
0
SHARE
  1. Identitas Film
  2. Judul : Habibie & Ainun 3
  3. Produser : Manoj Punjabi
  4. Sutradara : Hanung Bramantyo
  5. Pemain :
  1. Durasi : 2 jam 1 menit
  2. Penulis Naskah : Ifan Adriansyah Ismail
  3. Waktu Penayangan : 19 Desember 2019
  1. Sinopsis / Ulasan

Film Habibie & Ainun 3 ini bukan merupakan film pertama yang menceritakan kisah cinta serta perjalanan hidup dari Presiden ketiga Indonesia dengan mendiang sang istri Hasri Ainun Besari. Sebelum peluncuran film ini, sudah ada dua film terdahulu yang mengisahkan kehidupan mereka. Namun, penayangan film kali ini menitik beratkan pada kilas balik kisah cinta Habibie (Reza Rahadian) dengan Ainun (Maudy Ayunda) yang menceritakan secara detail mengenai kehidupan seorang Ainun yang mengejar cita-citanya sejak kecil yakni menjadi dokter hingga pada akhirnya tutup usia dan berpulang ke pangkuan-Nya. 

Alur dari film ini memakai alur maju dan mundur. Dibuka dengan scene Habibie yang berziarah ke makam Ainun, mengenang satu tahun kepergian nya kala itu, ditemani dengan beberapa ajudan serta cucunya yang turut serta berziarah. Setelah itu, Habibie pulang dan melakukan kegiatan makan malam bersama anak- anak serta cucu-cucunya di meja makan. Belum sempat makanan tersebut habis, salah seorang cucu Habibie mengingat ‘Eyang Putri’ nya dan menginginkan Habibie untuk menceritakan perjalanan Eyang Putri sewaktu muda hingga bertemu dirinya (Habibie). Dari sinilah, cerita perjalanan seorang Ainun dimulai.

Hasri Ainun Besari, merupakan siswi yang pintar, cantik serta aktif di beberapa kegiatan sekolahnya pada saat itu. Cerita mengenai perjalanan Ainun dimulai dengan suasana sekolah yang sedang ramai, seluruh siswa menonton pertandingan kasti, yang mana pada saat itu tim Ainun yang sedang bertanding dengan tim lawan. Di sisi lain, kita ditampilkan sosok Habibie muda beserta temannya yang bernama Wiratman yang tengah asik menyimak pertandingan kasti tersebut. 

Pertandingan selesai dan Ainun kembali  ke rumah, Ainun menerima pos yang berisikan dirinya diterima di Universitas Indonesia dengan fakultas impian nya yakni Fakultas Kedokteran. Ketika menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ainun melewati banyak bumbu-bumbu kehidupan. Bertemu dengan sahabat barunya, berkenalan dengan lelaki tampan yang sempat menjadi kekasihnya, bertemu dengan senior yang tidak naik kelas, menemukan komunitas pengagumnya di kampus,  hingga menjadi lulusan terbaik di fakultasnya.

Scene akhir film ini ditutup oleh Habibie yang kembali dari Jerman dan bertemu kembali dengan Ainun, hingga mereka berdua memutuskan untuk hidup Bersama sampai hari tua. 

  1. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari film ini memiliki alur yang sangat rinci, setiap alur yang disajikan terlihat sangat detail terkhusus menceritakan perjuangan seorang Ainun mendapatkan gelar yang ia dambakan, mulai dari Ainun kecil yang hidup di tengah penjajahan Indonesia, saat masa SMA, dan lebih rinci lagi dijelaskan selama ia berkuliah di Universitas Indonesia. Mulai dari dirinya yang memasuki masa ospek atau pengenalan kampus, keseharian di kampus, praktikum-praktikum yang dilewati, di tengah itu bertemu Ahmad yang menjadi pelengkap kisah asmaranya, hingga menjadi lulusan terbaik di fakultasnya. 

Selain itu penokohan dari setiap karakter yang ada begitu kuat. Dalam film ini disajikan karakter Ainun yang sangat terlihat secara jelas bagaimana sosok seorang ‘Ainun” yang menjadi pujaan setiap pria karena memiliki paras yang cantik, pintar serta baik hati. Selain itu, tokoh Habibie yang kerap sudah tertarik dengan Ainun sejak SMA, Ahmad yang gentle dan menggambarkan sosok seorang laki-laki yang romantis ketika bersama Ainun, sahabat-sahabat Ainun yang sangat menyayanginya, serta beberapa karakter lain yang juga digambarkan secara kuat. sehingga para penonton dapat larut serta merasakan emosi yang mendalam dari setiap akting yang dilakukan oleh para pemeran. 

Namun di sisi lain, film ini juga memiliki suatu kekurangan. Pemeran Rudy Habibie pada saat SMA (yang diperankan oleh Reza Rahadian) terlalu tua, sehingga karakter Habibie saat SMA ini begitu mencolok dibandingkan dengan pemeran lain dan pemeran anak SMA pada umumnya.

  1. Kesimpulan

Menurut saya pribadi, film ini sangat cocok untuk menjadi film motivator bagi para anak muda zaman sekarang. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini seperti kegigihan Ainun dalam mengejar gelar dan cita-citanya yang bisa memotivasi penonton agar mempunyai sikap gigih nan tak putus asa untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan sejak kecil, meskipun terdapat beberapa tantangan serta cemoohan dari khalayak sekitar. Selain itu, film ini juga mengajarkan kita apa arti dari kesetiaan dan ketulusan cinta dari seseorang yang benar-benar menyayangi kita. 

Oleh : Zuchaira Pratiwi Tahir

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here