Home Uncategorized Jasa Pasukan Garda Depan Covid-19

Jasa Pasukan Garda Depan Covid-19

268
0
SHARE

Oleh Aditya Daffa Bramasta (2020)

Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia pertama kali ditandai dengan diumumkannya dua kasus pertama oleh Presiden Jokowi pada tanggal 2 Maret 2020. Sejak itu, jumlah kasus positif Covid-19 semakin bertambah tiap harinya hingga puncaknya terjadi pada Juli 2021, dimana pada saat itu jumlah kasus aktif secara nasional mencapai angka 574.135 kasus. Jumlah tersebut merupakan angka kasus tertinggi yang pernah dicatatkan di Indonesia. Akan tetapi, kini kasus Covid-19 di Indonesia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Hal itu terlihat dari menurunnya jumlah kasus positif di tiap daerah. Pada akhir Oktober 2021 ini tercatat bahwa jumlah kasus aktif secara nasional terdapat sebanyak 12.318 kasus. Apabila dibandingkan dengan puncak kasus pada bulan Juli 2021, angka tersebut telah menunjukkan penurunan sebesar 97,85%.

Menurunnya jumlah kasus Covid-19 tersebut tidak lepas dari peran ilmu di bidang teknologi dan kesehatan yang menghasilkan berbagai macam terobosan atau penemuan baru yang berguna dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 lebih jauh. Mulai dari ditemukannya alat kesehatan seperti masker, handsanitizer, Rapid Detection Test (RDT) kit, Polymerase Chain Reaction (PCR) test kit, emergency ventilator hingga berbagai jenis vaksin Covid-19 seperti Sinovac dan Sinopharm dari China, Pfizer-BioNTech dan Moderna buatan Amerika Serikat, dan AstraZeneca buatan kolaborasi dengan Universitas Oxford. Namun, pahlawan sesungguhnya adalah aktor dibalik itu semua, yaitu para ilmuwan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya yang telah bekerja keras dan berjuang melawan keganasan dari virus Covid-19 ini. Tanpa jasa dari mereka mungkin kondisi saat ini tidak dapat terwujud.

Di tengah situasi krisis ini, dokter dan tenaga kesehatan lainnya bertugas untuk mengobati dan melindungi masyarakat dari penyakit virus corona atau Covid-19 (agent of treatment). Merekalah yang berada di garda terdepan dan berhadapan langsung dengan virus tersebut. Dengan begitu, mereka juga mempunyai risiko terpapar virus corona yang tinggi. Tidak sedikit tenaga kesehatan yang harus kehilangan nyawa ketika melaksanakan tugasnya itu. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporcovid19.org tercatat telah terdapat sebanyak 2.032 tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal dunia akibat virus Covid-19 sampai detik ini. Sebagian besar tenaga kesehatan yang meninggal dunia berasal dari kalangan dokter yang mencapai 730 orang. Lalu diikuti oleh perawat sebanyak 670 orang dan bidan sebanyak 388 orang, serta 244 orang lainnya yang berasal dari profesi apoteker, ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik), dokter gigi, rekam radiologi, sanitarian, petugas ambulan, terapis gigi, elektromedik, tenaga farmasi, epidemiolog, entomolog kesehatan, dan fisikawan medik.

Data di atas mencerminkan betapa besarnya jasa yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat Indonesia. Para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya telah mengorbankan banyak hal untuk tugas ini. Hal itu terlihat dari para tenaga kesehatan yang rela meninggalkan rumah ataupun keluarganya untuk mengabdi dan melayani kesehatan masyarakat dalam waktu yang lama. Bahkan, mereka juga telah menempatkan kesehatan masyarakat di atas kesehatan atau nyawanya sendiri yang ditunjukkan dengan banyaknya tenaga kesehatan yang gugur demi menyelamatkan nyawa orang lain.

Dengan demikian, terlihat bahwa tenaga kesehatan adalah profesi mulia yang mempunyai tugas mulia pula. Akan tetapi, profesi yang mulia ini terkadang dalam mengemban tugasnya tersebut disertai dengan risiko yang besar. Tidak jarang juga risiko tersebut harus mengorbankan nyawa dari tenaga kesehatan itu sendiri, terlebih pada situasi pandemi seperti saat ini. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat seharusnya sadar akan bahayanya persebaran virus Covid-19 ini dan mulai menghargai setiap nyawa, baik nyawa diri sendiri maupun nyawa orang lain. Hal itu dapat kita lakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas supaya jumlah korban

meninggal, khususnya yang berasal dari tenaga kesehatan tidak semakin banyak. Sebab tanpa jasa dari mereka mungkin kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia tidak bisa sebaik ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here