Home Uncategorized Wacana Pembangunan UB Kediri yang Tidak Kunjung Terealisasi

Wacana Pembangunan UB Kediri yang Tidak Kunjung Terealisasi

1312
0
SHARE

ManifesT, Malang (Rabu, 25/5/2021)-Baru-baru ini EKM UB Kediri menyebarkan kuesioner di media sosial sebagai penampung aspirasi mahasiswa UB Kediri yang dilatarbelakangi oleh keresahan mahasiswa. Keresahan tersebut timbul akibat masalah pembangunan gedung dan fasilitas yang kurang memadai di UB Kediri tidak kunjung mendapat penanganan yang signifikan dari pihak rektorat. Padahal biaya UKT yang dibebankan untuk mahasiswa di UB Kediri tidak berbeda dengan mahasiswa di UB Malang. Akan tetapi, fasilitas yang seharusnya didapatkan masih belum dapat terpenuhi hingga saat ini.

Meski kampus 3 Universitas Brawijaya yang berlokasi di Kediri ini telah didirikan sejak tahun 2011, namun sejak saat itu hingga tahun 2016, mahasiswa UB Kediri masih menumpang gedung di kampus lain untuk melangsungkan perkuliahan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kemudian pada tahun 2017, UB Kediri mendapatkan hibah dari Pemkot Kediri berupa 1 gedung dengan kurang lebih 3 lantai yang saat ini ditempati sebagai gedung 1 UB Kediri. Sejak tahun 2017 hingga 2021, hanya 1 gedung tersebut yang menjadi fasilitas bangunan yang tersedia bagi mahasiswa UB Kediri untuk menjalankan perkuliahan.

“Dari angkatan EKM 2018, 2019, 2020 hingga periode saya, kita selalu menggaungkan keresahan teman-teman namun masih belum mendapatkan jawaban, itu semua berangkat dari keresahan kita bersama,” terang Chanifan selaku Presiden EKM UB Kediri.

Saat ini mahasiswa UB Kediri sangat membutuhkan adanya gedung perkuliahan yang baru dan juga fasilitas perkuliahan yang memadai. Sebab, jumlah total mahasiswa seluruh angkatan cukup banyak. Dengan adanya 3 fakultas dan 5 prodi yang dimiliki, mereka juga membutuhkan fasilitas laboratorium dasar untuk mendukung perkuliahan. 

Berdasarkan penuturan dari Chanifan, laboratorium yang ada baru disediakan ketika perkuliahan daring dimulai, itu pun sebagai syarat peninjauan akreditasi prodi agribisnis. Sebelumnya, fasilitas tersebut belum ada sehingga para mahasiswa yang ingin melakukan praktikum harus menempuh perjalanan Kediri-Malang.

Sebelumnya, mahasiswa UB Kediri dijanjikan akan dibangunkan gedung perkuliahan yang serupa dengan gedung saat ini, namun dengan 4 lantai. Namun, ada beberapa syarat yang berkaitan dengan hibah tanah dari Pemkot Kediri, yaitu terkait kepemilikan SHP agar gedung tersebut dapat dibangun.

Hasil dari audiensi EKM UB Kediri dengan beberapa staff ahli dari Rektor 2 yakni Bapak Haru, untuk pembangunan gedung sekarang masih dalam proses pembukaan akses jalan. Saat ini EKM UB Kediri berusaha meningkatkan awareness dari mahasiswa UB Kediri agar turut serta mengawal isu ini bersama dengan harapan agar isu tersebut segera direspon dan ditindaklanjuti oleh pihak rektorat. “Saya selaku Presiden sudah melakukan pertemuan informal dengan Wakil Dekan, bersama dengan BEM dan EM dan menyampaikan keresahan kami, namun jawaban yang kami dapat jauh dari yang kami harapkan, ibaratnya belum konkrit,” ungkap Chanifan.

Hibah tanah seluas 23 hektar tersebut terpecah menjadi 30 sertifikat. Sebanyak 27 sertifikat telah tersertifikasi, namun akses jalan belum terbukakan karena masih ada perselisihan antara UB dengan pemilik tanah. Sementara itu, untuk melakukan pembangunan tersebut dibutuhkan akses jalan yang lebar sebagai akses keluar masuk.

Terkait dengan rencana perkuliahan tatap muka yang akan dilakukan pada semester depan, mahasiswa UB Kediri menuntut agar fasilitas akademik maupun non-akademik yang tidak lepas dari fungsi akademisi segera dapat dipenuhi.

Presiden EKM UB Kediri, Chanifan, menyatakan bahwa hingga saat ini masih belum ada perubahan fisik. Selain itu, fasilitas yang ada di UB Kediri masih belum sesuai dengan peraturan yang mengatur tentang pembangunan PSDKU.

Mahasiswa UB Kediri berharap jika dilakukan pembelajaran tatap muka dan fasilitas masih belum ada, mau tidak mau harus demo, konsekuensi logis agar segera ada tindakan pembangunan. Mereka menuntut agar pihak Rektorat dan Birokrat UB Kediri segera melakukan tindak lanjut dan mempercepat pembangunan di UB Kediri, baik dari fasilitas akademik maupun non-akademik.

“Kami menuntut bukan karena tidak adilnya UKT dan fasilitas lainnya, tetapi anak-anak UB Kediri ingin berkembang. Masalahnya temen-temen Malang mendapatkan praktikum 8 kali, sementara kami hanya satu hari dan langsung digempur dengan banyak materi. Pihak UB memobilisasi mahasiswanya sekali saja praktikum ke Malang tidak bisa lebih dari itu, lab yang disediakan itu juga belum memenuhi persyaratan,” terang Fathiyah, Menteri Jakpus EKM UB Kediri. (nam/ltg/fzh/trf)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here