Home Buku Menelisik Perjuangan Perempuan Adat Sumba dalam Melawan Patriarki dan Kekerasan Seksual melalui...

Menelisik Perjuangan Perempuan Adat Sumba dalam Melawan Patriarki dan Kekerasan Seksual melalui Buku “Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam”

340
0
SHARE

Penulis : Dian Purnomo

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama 

Tebal buku : 320 halaman

Tahun terbit : 2020

Genre : Fiksi-feminis

ISBN : 9786020648453

Harga : Rp 99.000

Buku ini mengisahkan perjuangan Magi Diela untuk mendapatkan keadilan dan melindungi harga diri dari belenggu adat yang melukainya. Magi adalah salah seorang perempuan dari masyarakat adat Sumba yang berpendidikan tinggi dari perguruan Tinggi di Yogyakarta sehingga ia mahir dalam bidang pertanian. Besar harapannya ketika pulang ke Sumba, ia dapat menerapkan ilmunya itu sebaik mungkin demi kemajuan desa dan kebun milik Ama-nya (Panggilan ayah di daerah Sumba). Namun sayang, harapannya ini hanya dapat berjalan sehari-dua hari saja, selepas itu ia habis diculik oleh lelaki mata keranjang yang bernama Leba Ali. Hal ini janganlah dikira hanya sebatas menculik lalu menempatkannya dalam rumah saja, Leba Ali juga memperkosa Magi Diela dalam keadaan tak sadarkan diri dengan sadis. Adat ini dinamakan kawin tangkap, maka menurut adat ini pulalah Magi harus dinikahkan dengan Leba Ali. 

Tak terima, seribu satu cara Magi lakoni agar pernikahan itu batal atau Leba Ali mendapat hukuman atas kekejian yang ia lakukan. Usaha ini mulai dari mencoba bunuh diri, melaporkannya ke aparat penegak hukum, dan terakhir melarikan diri dari tanah kelahiran tercintanya. Selama usaha itu dijalani, ia masih menyempatkan diri mendukung korban yang memiliki nasib serupa dengannya, bekerja bersama penduduk desa dan memberdayakan perempuan dalam bidang pertanian, serta membaca banyak buku. Semua usaha itu berujung kegagalan memang, tapi Magi tak berputus asa. Pikirannya meramu semua bekal dan pengalaman yang pernah ia dapatkan menjadi senjata perlawanan bagi Leba Ali. Senjata ini berupa siasat yang harus ia tuntaskan walaupun harus mengorbankan keselamatan dan harga dirinya.

Kisah ini dibawakan dengan pendeskripsian yang detail dan gamblang sehingga para pembaca dapat membayangkan dan turut merasakan adegan-adegan yang disajikan. Tak hanya itu, dalam buku ini juga tergambarkan secara jelas mengenai budaya Sumba seperti kegiatan dan upacara adat istiadatnya, prinsip kehidupan yang kental diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, keyakinan/kepercayaan serta penghormatan yang besar kepada leluhur, bahkan kebiasaan sehari-hari dan rumah adat di lingkungan masyarakat Sumba. Dalam buku ini juga diselipkan banyak bahasa dan aksen daerah Sumba sehingga semakin menghidupkan kisah yang dibawakan. Selain itu, buku ini juga menggambarkan budaya patriarki yang sangat kental melekat dalam adat, bobrok dan lambatnya penegakan hukum untuk kasus kekerasan seksual di Indonesia, dan perjuangan korban kekerasan seksual dalam mendapatkan keadilan serta memulihkan diri dari traumanya. 

Karena buku ini memuat adegan-adegan pemerkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga yang digambarkan sangat jelas dan detail sekali, buku ini tidak disarankan untuk dibaca oleh orang dibawah usia dewasa ataupun korban/penyintas kasus terkait yang berpotensi berkambuhnya trauma. Diperlukan pula kebijaksanaan dalam menanggapi buku ini karena isu-isu yang diangkat oleh penulis merupakan isu sensitif bahkan berkaitan pula dengan adat salah satu daerah yang kerap kali dianggap tabu dan memalukan bagi masyarakat. 

Oleh : Azaria Rahmadianingrum

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here