Home Film Resensi Film A Cinderella Story

Resensi Film A Cinderella Story

532
0
SHARE

Oleh : Aliyah Nariswari S

Judul Film : a Cinderella story

Tahun Rilis : 2004

Genre : Comedy, Family, Romance  

Durasi : 1 jam 35 menit

Negara : Amerika Serikat

Sutradara : Mark Rosman

Screenwriter : Leigh Dunlap

Pemain : Hillary Duff, Chad Michael Murray, Jennifer Coolidge, Dan Byrd, Regina King

Sinopsis :

                  Sam Montgomery ditinggal ayahnya yang meninggal delapan tahun silam, kini tinggal bersama ibu tiri dan dua saudara tirinya yang berlaku semena-mena. Selain itu Sam juga terpaksa harus bekerja di restoranmilik ayahnya dulu,yang sekarang di kelola oleh ibu tirinya, untuk mewujudkan mimpinya bersekolah di Princeton. Sam mempunyai seorang kenalan atau sering disebut pen pal dengan nama samaran Nomad dan mereka berdua bermimpi untuk bersekolah di Princeton. Nomad mengajak Sam untuk bertemu secara langsung saat sekolah mereka mengadakan sebuah pesta dansa dalam rangka Halloween day. Setelah terungkap ternyata Nomad adalah Austin Ames, laki-laki yang paling populer di sekolah. Sam yang awalnya ragu untuk datang ke acara pesta tersebut akhirnya berhasil dibujuk oleh sahabatnya dan juga rekan kerjanya di diner, Carter dan Rhonda. Ia tampil cantik dan menawan dengan gaun milik Rhonda disertai topeng putih layaknya Cinderella. Setelah bertemu, Sam kaget ketika mengetahui identitas Nomad yang sebenarnya. Kemudian akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan pesta dan menghabiskan waktu bersama dan juga berdansa. Setelah menikmati dansa yang romantis, sedetik sebelum akhirnya Austin membuka topeng Sam, alarm yang mengingatkan dia untuk segera kembali bekerja berbunyi dan Sam menjatuhkan handphone-nya saat berusaha keluar dari aula pesta.

                  Austin mengambil handphone tersebut dan keesokan harinya di sekolah, ia bersama kedua temannya yang lain menempelkan pamflet untuk mencari “Cinderella” di penjuru gedung sekolah. Alhasil semua siswi di sekolah mereka mengaku sebagai “Cinderella” di pesta semalam. Saat Austin datang ke diner mereka di kemudian harinya, Sam terpaksa mendengarkan dan bahkan memberikan anjuran kepadanya dan termotivasi untuk menunjukkan identitasnya tetapi ia dipotong oleh ibu tirinya, Fiona. Kedua saudara perempuan tiri Sam berusaha meyakinkan Shelby, mantan pacar Austin, bahwa Sam merebut Austin darinya dan mereka merencanakan untuk mengungkap identitas Sam pada saat acara olahraga sekolah. Namun setelah melihat Sam dipermalukan di depan banyak orang, Austin tidak melakukan apa-apa untuk membelanya.

                  Sam mendapat kabar bahwa dirinya telah ditolak dari universitas impiannya, Princeton, tanpa mengetahui bahwa itu adalah tipu muslihat ibu tirinya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk menyerah terhadap mimpinya itu dan berhenti bekerja di diner mereka. Setelah mendengar nasihat dari Rhonda, kedua saudara tirinya datang dan menjatuhkan gitar di dinding sehingga wallpaper yang ada di atasnya robek menunjukkan kata-kata mulia yang sering diucapkan ayahnya dulu. Kalimat tersebut memotivasi Sam untuk kembali bangkit. Kemudian ia memutuskan untuk resign diikuti oleh pegawai lainnya yang juga sudah terlalu kesal menghadapi perilaku Fiona yang semena-mena.

                  Pada pertandingan Football di sekolah mereka, Sam berhadapan dengan Austin dan mengatakan bahwa ia adalah seorang pecundang dan pendusta. Sebelum pertandingan berakhir, Austin melihat Sam yang akan meninggalkan tempat duduk penonton dan mengatakan kepada ayahnya bahwa ia akan tetap meneruskan impiannya untuk pergi ke Princeton. Lalu ia mengejar Sam dan meminta maaf, yang kemudian diterima oleh Sam.

                  Sam menemukan surat wasiat ayahnya yang menekankan bahwa semua harta miliknya diwariskan untuk Sam seorang. Sehingga Fiona ditangkap karena berpura-pura tidak mengetahui isi wasiat tersebut. Ia pun harus membayar dengan bekerja di diner yang sekarang diurus oleh Sam dan Rhonda. Sam juga menemukan bahwa ia memang sudah diterima di Princeton dari salah satu saudara tirinya yang melihat surat itu di tempat sampah. Semua pada akhirnya berhasil dicapai. Baik Sam maupun Austin keduanya berhasil masuk Princeton, bergandengan tangan memulai awal sebagai sepasang kekasih.

Ulasan :

                  A Cinderella Story merupakan salah satu film percintaan-komedi remaja yang dimainkan oleh Hillary Duff yang pada saat itu merupakan aktris muda terkenal dan bertalenta. Didampingi oleh Chad Murray yang juga tengah naik daun saat itu, film ini merupakan suatu keharusan untuk ditonton bagi penikmat film dengan genre serupa terutama yang hadir di awal tahun 2000-an. Cerita “Cinderella” klasik dengan sentuhan modern ini adalah salah satu yang paling saya nikmati. Akting dan juga penulisan naskahnya yang tidak berlebihan serta alurnya yang tidak membosankan ditambah jajaran aktor-aktrisnya yang memukau selalu menjadikan film adaptasi cerita Cinderella ini yang terbaik.

                  Dilihat dari jalan ceritanya, meskipun alurnya terkesan cliché film ini tetap dapat menarik perhatian dan atensi saya selama filmnya berlangsung. Hal itu mungkin karena pembawaan dari masing-masing karakter sesuai dengan image mereka yang merupakan murid SMA, humor dan lelucon yang dilontarkan tidak canggung baik penyampaian maupun suntingannya, juga disertai nostalgia kehidupan anak remaja di tahun 2000-an.

                  Salah satu yang menarik dari film ini juga adalah penataan busananya yang sungguh khas. Kumpulan pakaian yang ditunjukkan oleh para karakter sangat bagus dan sesuai dengan peran mereka masing-masing. Terutama pada adegan pesta dansa Halloween. Dalam setiap film Cinderella tentunya yang paling ditunggu dan ikonik adalah gaun yang akan dipakai. Meskipun agak sedikit kecewa dan juga mengherankan, karena Sam disini memakai gaun pernikahan milik Rhonda yang menurut saya agak too much, sepertinya terbantu oleh pengambilan gambar serta efek lighting yang diberikan sehingga masih bisa dimaafkan.

Kesimpulan :

                  Film yang wajib ditonton bagi para penikmat romcom. Salah satu film yang bisa dinikmati bersama teman di waktu senggang untuk sekedar menghibur di tengah-tengah kesibukan sehari-hari. Mungkin bagi beberapa orang juga bisa memberikan nostalgia kehidupan semasa SMA. Selain itu film ini juga tidak perlu diragukan kualitasnya dan sangat easy to watch. Apabila yang dicari hanya sekedar hiburan atau tidak tahu ingin menonton apa tapi tetap menarik untuk dilihat, bisa langsung putar film ini dan kalian akan menikmati pesona dari film khas tahun 2000-an.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here