Home Puisi Puisi Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono

Puisi Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono

296
0
SHARE
Sumber Gambar : Gramedia

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Sapardi juga terkenal sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Sapardi merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah yang lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Ia besar di Surakarta hingga lulus SMA pada tahun 1958. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke Bidang Bahasa Inggris, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer. Karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah sejak masih sekolah menengah. Sejak tahun 1974, ia juga mengajar di Fakultas Sastra (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia. Sapardi juga pernah menjadi dekan di sana dan menjadi guru besar serta menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam. Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).

“Hujan Bulan Juni”

Tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

“Aku Ingin”

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here