Home Uncategorized Pahlawan dibalik Pemakaman Pasien Covid-19

Pahlawan dibalik Pemakaman Pasien Covid-19

209
0
SHARE

Muhammad Fauzil Adhim ManifesTor 2021

Perjuangan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi covid-19 masih belum usai, gelombang pertama dan gelombang kedua telah dilalui dengan berbagai rintangan dan berita duka, tetapi dirasa terlalu dini bagi bangsa ini untuk mengklaim sukses mengakhiri masa pandemi. Baru-baru ini, tersiar kabar bahwa China menerapkan lockdown, karena peningkatan pasien terjangkit virus covid-19 varian terbaru. Maka, bangsa ini masih memungkinkan munculnya gelombang ketiga covid-19 pada akhir desember kedepan, jika pemerintah terlalu jumawa dan masyarakat mulai mengendurkan berbagai protokol kesehatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ditengah kewaspadaan tersebut, sejenak mari kita apresiasi atas kerja keras para pahlawan kemanusiaan di tengah pandemi dalam menekan laju persebaran covid-19. Para dokter, perawat, dan tenaga pendukung seperti relawan lainnya menjadi kunci keberhasilan menekannya angka persebaran covid-19 dan layak disebut pahlawan kemanusiaan di tengah pandemi covid-19. Perjuangan para tenaga medis dalam menjadi garda terdepan untuk merawat pasien covid-19 sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun, perlu diketahui bersama bahwa terdapat sosok pahlawan lain yang tidak kalah penting di masa pandemi, mereka ialah para pengemudi ambulan dan para penggali makam. Namun, penulis disini akan lebih memusatkan perhatiannya pada pahlawan dibalik terlaksananya pemakaman pasien covid-19 yang berjalan dengan baik dan lancar.

Penggali makam adalah pekerjaan yang mulia, meskipun bagi sebagian masyarakat masih dipandang sebelah mata. Nyatanya pekerjaan ini tidak semua dapat dilakukan semua orang, hanya akan dimiliki oleh orang yang memiliki niat ikhlas dalam membantu orang lain memakamkan jenazah. Terlebih lagi ketika pandemi masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020 silam, tanggung jawab dan beban seorang penggali kubur makin bertambah jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Saat pandemi, mereka seakan menggali makam tiada henti dan kurang istirahat karena korban yang terus

berdatangan setiap harinya. Hanya mereka yang berani melawan rasa takut dan kekhawatirannya tertular virus covid-19 dari jenazah yang dimakamkan. Hal inilah yang membuat penggali makam menjadi sosok yang mulia dan salah satu yang berjasa dalam berusaha menyelesaikan kondisi pandemi ini.

Pada masa pandemi, para penggali makam diharuskan beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang diperlukan dalam aturan memakamkan pasien covid-19 seperti, Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dengan masker dan kacamata. Keringat hasil menggali makam dan udara panas dengan kombinasi baju kedap udara untuk menghindarkan tertular yang berujung pada kelelahan adalah hal-hal yang harus dilalui seorang penggali makam di masa pandemi. Meskipun telah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, para penggali makam tentunya memiliki sedikit kekhawatiran akan tertular virus dari jenazah, karena dalam proses pemakaman terjadi kontak saat proses pengambilan peti jenazah dari ambulans sampai penurunan ke liang lahad yang pastinya tidak mungkin dihindari. Tetapi, justru risiko terpapar virus covid- 19 dari anggota keluarga pengantar jenazah yang menjadi kekhawatiran lebih besar karena masih ambigu akan kesterilannya dari virus tersebut

Ketika peningkatan kematian akibat covid-19 sedang meningkat, setidaknya 5-10 makam harus digali dan itu membutuhkan tenaga dan niat yang ikhlas. Pada beberapa daerah makam yang telah dikhusukan untuk pasien covid-19, memang dikerahkan alat berat seperti ekscavator untuk mengefisienkan penggalian makam. Namun, nyatanya keadaan masih sulit terkendali dengan lebih intensnya ambulan yang berdatangan membawa jenazah covid-19. Meski begitu, atas nama kemanusiaan, mereka para penggali makam masih tetap teguh menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengurus jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Hal ini yang patut diapresiasi dan dapat dijadikan bahan renungan bagi masyarakat yang hingga saat ini masih abai dengan penerapan protokol kesehatan, masyarakat yang kekeh bahwa covid-19 itu tidak ada, masyarakat yang merasa hebat memiliki antibodi yang kuat. Jangan sampai kesombongan akan bencana kemanusiaan ini justru menjadi bumerang yang akan menyadarkan masyarakat sendiri dengan terpapar virus covid-19.

Sebagai penutup, penulis berharap kepada pemerintah agar profesi atau pekerjaan ini mendapat perhatian yang khusus dan istimewa dengan imbalan yang sesuai atau dengan pemenuhan fasilitas dan kesejahteraan para penggali makam, bukan hanya pada situasi pandemi seperti ini saja baru diperhatikan jasanya. Penulis juga berharap kepada masyarakat untuk tidak lagi memandang sebelah mata para penggali makam dan dapat memberikan kedudukan atau status sosial yang baik. Bagaimanapun sebagai makhluk sosial, ketika salah satu orang menemui ajalnya, terdapat orang lain yang akan membantu memakamkan jasad orang tersebut. Karena sejauh ini, dalam sejarah umat manusia belum ada manusia yang dapat memakamkan jasadnya sendiri, maka hargailah para penggali makam, pahlawan kemanusiaan dibalik pemakaman yang terlaksana dengan baik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here