Home Film Resensi Film Penyalin Cahaya

Resensi Film Penyalin Cahaya

1916
0
SHARE
Sumber: Google Images

Oleh: Sherly Shafa Elinanda

A. Spesifik Film

  1. Judul : Penyalin Cahaya
  2. Genre Film : Drama, kejahatan, misteri
  3. Tokoh :                      
  4. Shenina Cinnamaon sebagai Suryani
  5. Chicco Kurniawan sebagai Amin
  6. Lutesha sebagai Farah
  7. Jerome Kurnia sebagai Thariq
  8. Giulio Parengkuan sebagai Rama
  9. Dea Panendra sebagai Anggun
  10. Ruth Marini sebagai Ibu Suryani
  11. Lukman Sardi sebagai ayah suryani
  12. Yayan Ruhian sebagai ayah Rama
  13. Landung Simatipang sebagai Pak Burhan
  14. Tanggal rilis : 8 Oktober 2021

5. Sutradara : Wregas Bhanuteja

6. Produser : Adi Ekatama; Ajish Dibyo

7. Produksi : Rekata Studio; Kaninga Picture

8. Durasi : 2 jam 10 menit

B. Sinopsis Film

Film yang berjudul Penyalin Cahaya atau lebih akrabnya disebut sebagai Photocopier ini,  menceritakan seorang mahasiswi semester awal, yang merasa dilecehkan ketika sedang  merayakan kejuaraan yang dimenangkan oleh perkumpulan teater yang ia ikuti. Berawal  dari mahasiswi yang akrab dipanggail Sur ini merasa tidak adil, ketika beasiswanya dicabut  dengan alasan terdapat foto ia sedang meminum-minuman keras dibagikan ke sosial  medianya. Ia merasa ada yang janggal dengan foto tersebut dan berusaha membuktikan  bahwasannya, ia tidak bersalah dan berhak mendapatkan beasiswanya kembali. Tak hanya itu, ketika ia hendak mengganti bajunya di kamar mandi, terdapat kejanggalan pada kaos  yang ia gunakan, Sur semakin yakin bahwasannya ia dilecehkan sebelum ia diantar kembali  ke rumahnya. Demi-demi hari ia mencari kebenaran bersama temannya yang bernama

Amin yaitu tukang fotokopi di kampusnya. Tak hanya itu ia sampai tinggal sementara di  toko fotokopi dikarenakan ia telah diusur oleh sang ayah. Ketika ia merasa bukti yang ia kumpulkan sangat kuat, ia mencoba mencari pembelaan,  akan tetapi tidak ada yang percaya dengan narasi Sur terhadap kasusnya. Tak hanya itu,  Sur sampai dipandang rendah oleh orang-orang disana. Ia tak memiliki pembelaan pula  oleh sang ayah, karena sang ayah beranggapan Sur anak yang nakal. Akan tetapi, Sur  memiliki ibu yang sabar dan beberapa kakak tingkatnya yang juga merasakan hal yang  sama. Maka dari itu, Sur dan beberapa korbannya bertekat untuk menunjukkan kebenaran  dan keadilan yang ada. 

C. Keunggulan Film

Terdapat banyak sekali keunggulan film yang disutradari oleh Wregas Bhanuteja yang  berjudul Penyalin Cahaya. Pertama adalah, tema film ini yang jarang sekali dibuat dalam  perfilman Indonesia. Itu adalah suatu nilai unggul, karena dapat menyajikan edukasi untuk  para penonton yang mungkin sedang merasakan hal yang sama untuk tidak takut  menyuarakan suara keadilannya. Kedua, alur awal film yang sangat to the point atau tidak  bertele-tele, sehingga membuat para penonton tidak mudah bosan dengan film yang  berdurasi cukup panjang yaitu 2 jam lebih. Ketiga, alur cerita yang mudah dipahami  hingga penonton yang menonton penasaran dengan misteri yang ada, emosi yang dapat  ketika ada adegan yang menyebalkan, ketakutan yang dirasakan oleh para korban juga bisa  dirasakan oleh para penonton. Keempat, akting para aktris dan aktor yang sangat  profesional, karena benar-benar menggambarkan watak baik dan nakalnya mahasiswa,  selain pada watak, ketika saya amati dengan teliti cara mereka memegang rokok pun  seperti mereka benar-benar berperan sebagai mahasiswa. Kelima, akhir dari film yang  sangat memiliki arti yang cukup dalam. 

D. Kekurangan Film

Menurut saya, nyaris tidak ada kekurangan dari film ini. Akan tetapi, ada satu scene yang  menurut saya tidak usah dimasukan kedalam alur ceita, karena terlalu aneh. Tetapi tidak  merusak sedikit pun alur dari cerita film ini.

E. Penutup

Film ini sangat bagus untuk ditonton dengan rentan usia 17 tahun keatas, karena terdapat unsur  kekerasan seksual yang tidak dimungkinkan anak dibawah 17 tahun untuk melihatnya. Para  orang tua pun saya rasa sangat direkomendasikan untuk menonton film ini, karena terdapat  cara didik orang tua yang salah dan itu bisa dijadikan edukasi untuk para orang tua di luar  sana. Disamping terdapat berita bahwasannya penulis sekaligus sutradara dalam film ini dulu  pernah menjadi tersangka dalam pelecehan seksual, film ini tetap bagus dan sangat  mengedukasi kepada para korban disana untuk menyuarakan suara keadilan mereka. Maka  dari itu, jangan pernah takut untuk membela keadilan untuk diri sendiri dan orang lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here