Oleh: Sherly Shafa Elinanda
A. Spesifik Film
- Judul : Penyalin Cahaya
- Genre Film : Drama, kejahatan, misteri
- Tokoh :
- Shenina Cinnamaon sebagai Suryani
- Chicco Kurniawan sebagai Amin
- Lutesha sebagai Farah
- Jerome Kurnia sebagai Thariq
- Giulio Parengkuan sebagai Rama
- Dea Panendra sebagai Anggun
- Ruth Marini sebagai Ibu Suryani
- Lukman Sardi sebagai ayah suryani
- Yayan Ruhian sebagai ayah Rama
- Landung Simatipang sebagai Pak Burhan
- Tanggal rilis : 8 Oktober 2021
5. Sutradara : Wregas Bhanuteja
6. Produser : Adi Ekatama; Ajish Dibyo
7. Produksi : Rekata Studio; Kaninga Picture
8. Durasi : 2 jam 10 menit
B. Sinopsis Film
Film yang berjudul Penyalin Cahaya atau lebih akrabnya disebut sebagai Photocopier ini, menceritakan seorang mahasiswi semester awal, yang merasa dilecehkan ketika sedang merayakan kejuaraan yang dimenangkan oleh perkumpulan teater yang ia ikuti. Berawal dari mahasiswi yang akrab dipanggail Sur ini merasa tidak adil, ketika beasiswanya dicabut dengan alasan terdapat foto ia sedang meminum-minuman keras dibagikan ke sosial medianya. Ia merasa ada yang janggal dengan foto tersebut dan berusaha membuktikan bahwasannya, ia tidak bersalah dan berhak mendapatkan beasiswanya kembali. Tak hanya itu, ketika ia hendak mengganti bajunya di kamar mandi, terdapat kejanggalan pada kaos yang ia gunakan, Sur semakin yakin bahwasannya ia dilecehkan sebelum ia diantar kembali ke rumahnya. Demi-demi hari ia mencari kebenaran bersama temannya yang bernama
Amin yaitu tukang fotokopi di kampusnya. Tak hanya itu ia sampai tinggal sementara di toko fotokopi dikarenakan ia telah diusur oleh sang ayah. Ketika ia merasa bukti yang ia kumpulkan sangat kuat, ia mencoba mencari pembelaan, akan tetapi tidak ada yang percaya dengan narasi Sur terhadap kasusnya. Tak hanya itu, Sur sampai dipandang rendah oleh orang-orang disana. Ia tak memiliki pembelaan pula oleh sang ayah, karena sang ayah beranggapan Sur anak yang nakal. Akan tetapi, Sur memiliki ibu yang sabar dan beberapa kakak tingkatnya yang juga merasakan hal yang sama. Maka dari itu, Sur dan beberapa korbannya bertekat untuk menunjukkan kebenaran dan keadilan yang ada.
C. Keunggulan Film
Terdapat banyak sekali keunggulan film yang disutradari oleh Wregas Bhanuteja yang berjudul Penyalin Cahaya. Pertama adalah, tema film ini yang jarang sekali dibuat dalam perfilman Indonesia. Itu adalah suatu nilai unggul, karena dapat menyajikan edukasi untuk para penonton yang mungkin sedang merasakan hal yang sama untuk tidak takut menyuarakan suara keadilannya. Kedua, alur awal film yang sangat to the point atau tidak bertele-tele, sehingga membuat para penonton tidak mudah bosan dengan film yang berdurasi cukup panjang yaitu 2 jam lebih. Ketiga, alur cerita yang mudah dipahami hingga penonton yang menonton penasaran dengan misteri yang ada, emosi yang dapat ketika ada adegan yang menyebalkan, ketakutan yang dirasakan oleh para korban juga bisa dirasakan oleh para penonton. Keempat, akting para aktris dan aktor yang sangat profesional, karena benar-benar menggambarkan watak baik dan nakalnya mahasiswa, selain pada watak, ketika saya amati dengan teliti cara mereka memegang rokok pun seperti mereka benar-benar berperan sebagai mahasiswa. Kelima, akhir dari film yang sangat memiliki arti yang cukup dalam.
D. Kekurangan Film
Menurut saya, nyaris tidak ada kekurangan dari film ini. Akan tetapi, ada satu scene yang menurut saya tidak usah dimasukan kedalam alur ceita, karena terlalu aneh. Tetapi tidak merusak sedikit pun alur dari cerita film ini.
E. Penutup
Film ini sangat bagus untuk ditonton dengan rentan usia 17 tahun keatas, karena terdapat unsur kekerasan seksual yang tidak dimungkinkan anak dibawah 17 tahun untuk melihatnya. Para orang tua pun saya rasa sangat direkomendasikan untuk menonton film ini, karena terdapat cara didik orang tua yang salah dan itu bisa dijadikan edukasi untuk para orang tua di luar sana. Disamping terdapat berita bahwasannya penulis sekaligus sutradara dalam film ini dulu pernah menjadi tersangka dalam pelecehan seksual, film ini tetap bagus dan sangat mengedukasi kepada para korban disana untuk menyuarakan suara keadilan mereka. Maka dari itu, jangan pernah takut untuk membela keadilan untuk diri sendiri dan orang lain.